Salah satu dampak signifikan dari perang dagang adalah terganggunya rantai pasokan global. Ketika tarif impor diberlakukan, biaya barang impor meningkat, yang pada gilirannya dapat memaksa perusahaan untuk mencari pemasok alternatif atau bahkan merelokasi fasilitas produksi. Hal ini menyebabkan inefisiensi dan peningkatan biaya produksi secara keseluruhan. Selain itu, ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang dapat menghambat investasi dan ekspansi bisnis, karena perusahaan menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil risiko di tengah perubahan kebijakan perdagangan yang tidak terduga.
Perang dagang juga memiliki potensi untuk memicu inflasi. Kenaikan tarif impor secara langsung meningkatkan harga barang-barang impor. Jika barang-barang impor ini merupakan komponen penting dalam produksi domestik atau merupakan barang konsumsi utama, maka kenaikan harga ini dapat diteruskan kepada konsumen, yang mengakibatkan tekanan inflasi. Selain itu, respons kebijakan moneter terhadap perang dagang, seperti depresiasi nilai tukar, juga dapat memperburuk tekanan inflasi.
Dari perspektif neraca perdagangan, perang dagang secara teoritis bertujuan untuk mengurangi defisit perdagangan suatu negara dengan membuat barang impor lebih mahal dan barang ekspor lebih kompetitif. Namun, dalam praktiknya, dampak ini tidak selalu tercapai. Pembalasan tarif dari negara lain dapat mengurangi ekspor, dan gangguan pada rantai pasokan dapat meningkatkan biaya impor, sehingga meniadakan potensi perbaikan dalam neraca perdagangan. Lebih lanjut, penurunan volume perdagangan global secara keseluruhan sebagai akibat dari perang dagang dapat merugikan semua negara yang terlibat.
Pertumbuhan ekonomi global juga dapat terhambat oleh perang dagang. Peningkatan biaya perdagangan, penurunan investasi, dan ketidakpastian kebijakan dapat mengurangi aktivitas ekonomi secara keseluruhan. Negara-negara yang sangat bergantung pada perdagangan internasional dan integrasi rantai pasokan global sangat rentan terhadap dampak negatif ini. Selain itu, perang dagang dapat merusak hubungan diplomatik dan kerja sama internasional, yang pada akhirnya dapat memiliki konsekuensi jangka panjang bagi stabilitas dan kemakmuran global.
Sebagai kesimpulan, perang dagang merupakan fenomena yang memiliki dampak ekonomi makro global yang luas dan kompleks. Meskipun tujuan awal dari tindakan proteksionis mungkin adalah untuk melindungi kepentingan domestik, konsekuensi yang timbul sering kali merugikan semua pihak yang terlibat melalui gangguan perdagangan, inflasi, dan penurunan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penyelesaian sengketa perdagangan melalui dialog dan negosiasi yang konstruktif menjadi krusial untuk menjaga stabilitas dan kemakmuran ekonomi global.