Pertumbuhan ekonomi Indonesia

Pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah topik yang menarik dan penting untuk dibahas. Indonesia adalah negara dengan penduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki potensi ekonomi yang besar. Dalam artikel ini, kita akan membahas pertumbuhan ekonomi Indonesia dari berbagai aspek, termasuk sejarah, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Sejarah Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam, termasuk minyak, gas alam, batubara, emas, dan timah. Namun, sejarah pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak selalu mulus. Setelah merdeka pada tahun 1945, Indonesia mengalami masa-masa sulit dan sering mengalami krisis ekonomi. Pada tahun 1965, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang besar akibat pergantian kekuasaan politik yang tidak stabil. Namun, pada tahun 1970-an, pemerintah Indonesia memulai program pembangunan ekonomi yang agresif dan berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Pada tahun 1997, Indonesia mengalami krisis ekonomi yang besar akibat krisis keuangan Asia. Krisis ini menyebabkan nilai rupiah jatuh drastis dan mengakibatkan inflasi yang tinggi. Namun, Indonesia berhasil pulih dari krisis ini dan pada tahun 2000-an, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Berikut adalah beberapa faktor yang paling penting:

1. Sumber Daya Alam

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Sumber daya alam seperti minyak, gas alam, batubara, emas, dan timah merupakan sumber pendapatan utama bagi Indonesia. Namun, pengelolaan sumber daya alam yang tidak efektif dan korupsi sering menjadi masalah di Indonesia.

2. Infrastruktur

Infrastruktur yang baik merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi. Indonesia memiliki infrastruktur yang masih kurang baik, terutama di daerah-daerah yang terpencil. Pemerintah Indonesia telah memulai program pembangunan infrastruktur yang ambisius, seperti pembangunan jalan tol, bandara, dan pelabuhan.

3. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kebijakan yang baik dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, seperti kebijakan yang mendukung investasi dan bisnis. Namun, kebijakan yang tidak efektif atau korupsi dapat merusak pertumbuhan ekonomi,

4. Investasi

Investasi asing merupakan faktor penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Investasi asing dapat membawa teknologi baru dan meningkatkan produksi dan efisiensi. Namun, investasi asing juga dapat menyebabkan masalah, seperti eksploitasi sumber daya alam dan kerusakan lingkungan.

5. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terampil dan produktif sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi. Indonesia memiliki populasi yang besar dan tenaga kerja yang terampil, namun masih ada masalah dalam hal pendidikan dan pelatihan tenaga kerja.

Tantangan dalam Mencapai Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan

Meskipun Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, masih ada banyak tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Berikut adalah beberapa tantangan yang paling penting:

6. Ketimpangan Ekonomi

Ketimpangan ekonomi masih menjadi masalah di Indonesia. Beberapa daerah masih mengalami kemiskinan dan kesenjangan antara kaya dan miskin masih besar. Pemerintah Indonesia harus memperhatikan masalah ini dan menciptakan kebijakan yang dapat mengurangi ketimpangan ekonomi.

7. Korupsi

Korupsi masih menjadi masalah besar di Indonesia. Korupsi dapat merusak pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ketidakadilan. Pemerintah Indonesia harus memperketat hukuman bagi koruptor dan memperkuat sistem pengawasan.

8. Lingkungan

Indonesia memiliki lingkungan yang kaya dan beragam, namun sering mengalami kerusakan lingkungan yang serius. Kerusakan lingkungan dapat merusak sumber daya alam dan menciptakan masalah kesehatan. Pemerintah Indonesia harus menciptakan kebijakan yang dapat mengurangi kerusakan lingkungan.

9. Pendidikan

Pendidikan yang baik sangat penting dalam menciptakan tenaga kerja yang terampil dan produktif. Namun, pendidikan di Indonesia masih mengalami masalah, seperti kurangnya dana dan kualitas pendidikan yang rendah. Pemerintah Indonesia harus memperhatikan pendidikan dan menciptakan kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

10. Infrastruktur

Infrastruktur yang baik sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Namun, Indonesia masih mengalami masalah dalam hal infrastruktur, terutama di daerah-daerah yang terpencil. Pemerintah Indonesia harus memperhatikan pembangunan infrastruktur dan menciptakan kebijakan yang dapat meningkatkan infrastruktur di seluruh negeri.

Kesimpulan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah topik yang penting dan menarik untuk dibahas. Indonesia memiliki potensi ekonomi yang besar, namun masih mengalami masalah dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk sumber daya alam, infrastruktur, kebijakan pemerintah, investasi, dan tenaga kerja. Namun, masih ada banyak tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, seperti ketimpangan ekonomi, korupsi, lingkungan, pendidikan, dan infrastruktur. Pemerintah Indonesia harus memperhatikan masalah-masalah ini dan menciptakan kebijakan yang dapat mengatasi tantangan-tantangan tersebut.


Jenis-jenis Pengangguran

 

Berikut adalah beberapa jenis pengangguran yang umum dikenal:

1. Pengangguran Friksional: Terjadi ketika individu mencari pekerjaan baru atau mengalami transisi antara pekerjaan.

2. Pengangguran Struktural: Terjadi karena perubahan dalam struktur ekonomi, teknologi, atau kebijakan yang mengakibatkan pekerjaan tertentu menjadi tidak lagi diperlukan.

3. Pengangguran Siklikal: Terjadi karena fluktuasi dalam siklus bisnis ekonomi, di mana permintaan turun dan perusahaan mulai memotong pekerjaan.

4. Pengangguran Musiman: Terjadi ketika pekerjaan hanya tersedia untuk waktu yang terbatas, seperti pekerjaan di bidang pariwisata atau pertanian.

5. Pengangguran Voluntaristik: Terjadi ketika individu memutuskan untuk tidak bekerja karena alasan pribadi, seperti memutuskan untuk kembali ke sekolah atau mengurus keluarga.

6. Pengangguran Rekayasawan: Terjadi ketika individu yang bekerja memiliki keterampilan yang tidak lagi relevan dalam pasar kerja saat ini.

7. Pengangguran Klasik: Terjadi ketika upah tidak dapat turun secara fleksibel di bawah tingkat pasar, yang menyebabkan pekerjaan tidak dapat diciptakan.

8. Pengangguran Teknologi: Terjadi ketika mesin atau teknologi menggantikan pekerjaan manusia.

9. Pengangguran Generasi Muda: Terjadi ketika orang muda kesulitan menemukan pekerjaan karena kurangnya pengalaman kerja.

10. Pengangguran Tersembunyi: Terjadi ketika orang yang menganggur tidak tercatat dalam statistik resmi karena mereka tidak mencari pekerjaan secara aktif.

11. Pengangguran Terbuka: Terjadi ketika orang yang menganggur aktif mencari pekerjaan tetapi belum berhasil menemukannya.

12. Pengangguran Luar Biasa: Terjadi ketika kondisi ekonomi sangat buruk sehingga tingkat pengangguran meningkat secara signifikan.

13. Pengangguran Wajib Militer: Terjadi ketika individu dipaksa untuk meninggalkan pekerjaan mereka untuk menjalankan tugas militer.

14. Pengangguran Suka-suka: Terjadi ketika orang-orang yang sudah bekerja mencari pekerjaan yang lebih baik dan meninggalkan pekerjaan saat ini, meskipun mereka tidak memiliki tawaran pekerjaan yang pasti.

15. Pengangguran Bawah Umur: Terjadi ketika orang yang belum mencapai usia minimum untuk bekerja mencoba mencari pekerjaan.

Orang yang sedang menempuh pendidikan tinggi dan belum memasuki pasar kerja secara resmi tidak termasuk dalam kategori pengangguran. Mereka dianggap sebagai pelajar atau mahasiswa yang masih dalam proses belajar dan mempersiapkan diri untuk memasuki pasar kerja di masa depan. 

Namun, jika seseorang telah lulus dari perguruan tinggi dan sedang mencari pekerjaan tetapi belum berhasil menemukannya, maka mereka dianggap sebagai pengangguran terbuka sampai mereka menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan preferensi mereka.

Permasalah Ketenaga Kerjaan di Indonesia

Indonesia saat ini masih menghadapi berbagai permasalahan terkait ketenagakerjaan. Beberapa di antaranya antara lain:

1. Pengangguran: Tingkat pengangguran di Indonesia masih cukup tinggi, terutama di kalangan pemuda. Hal ini disebabkan oleh kurangnya lapangan kerja yang tersedia, kualifikasi dan keterampilan yang tidak sesuai dengan permintaan pasar, serta tingginya persaingan di dunia kerja.

2. Ketidakpastian Kontrak: Banyak pekerja yang bekerja dengan status kontrak atau outsourcing, yang tidak menjamin kepastian kerja dan seringkali tidak mendapatkan perlindungan yang memadai. Hal ini menyebabkan pekerja rentan terhadap PHK atau perubahan kontrak yang merugikan.

3. Upah Rendah: Upah minimum di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan banyak pekerja tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan sulit untuk memperbaiki taraf hidupnya.

4. Keterbatasan Akses Pendidikan dan Pelatihan: Kurangnya akses pendidikan dan pelatihan membuat banyak pekerja tidak memiliki keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan di pasar kerja. Hal ini menyebabkan kesenjangan keterampilan antara permintaan dan penawaran tenaga kerja.

5. Diskriminasi: Masih terjadi diskriminasi di tempat kerja, baik diskriminasi gender, diskriminasi terhadap pekerja dengan disabilitas, dan diskriminasi terhadap minoritas etnis. Hal ini membuat pekerja menjadi tidak nyaman dan sulit berkembang di tempat kerja.

6. Kondisi Kerja yang Tidak Aman dan Sehat: Banyak perusahaan yang tidak memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja, sehingga pekerja seringkali terpapar bahaya dan risiko kecelakaan kerja. Kondisi kerja yang tidak aman dan sehat dapat mempengaruhi kesejahteraan dan produktivitas pekerja.

Untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia, dibutuhkan upaya yang terintegrasi dan kolaboratif antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain meningkatkan kualifikasi dan keterampilan tenaga kerja melalui pendidikan dan pelatihan, meningkatkan proteksi sosial bagi pekerja, mendorong investasi di sektor-sektor yang dapat menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan regulasi dan pengawasan terhadap hak-hak pekerja.

Permasalah Ekonomi Makro di Indonesia

Indonesia memiliki beberapa permasalahan ekonomi makro yang masih harus dihadapi, di antaranya adalah:

1. Pertumbuhan ekonomi yang tidak stabil: Meskipun Indonesia telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang positif dalam beberapa tahun terakhir, namun pertumbuhan ekonomi masih tidak stabil dan terkadang mengalami fluktuasi yang cukup besar.

2. Ketimpangan ekonomi yang tinggi: Ketimpangan antara kaya dan miskin di Indonesia masih cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari fakta bahwa sebagian besar penduduk Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan.

3. Inflasi yang tinggi: Inflasi masih menjadi permasalahan di Indonesia. Meskipun angka inflasi telah turun dalam beberapa tahun terakhir, namun masih terkadang mengalami fluktuasi yang cukup tinggi.

4. Defisit anggaran dan neraca perdagangan: Indonesia masih mengalami defisit dalam anggaran dan neraca perdagangan. Hal ini berarti bahwa Indonesia masih membutuhkan investasi dari luar untuk menutupi defisit tersebut.

5. Ketergantungan pada sektor ekonomi tertentu: Indonesia masih terlalu bergantung pada sektor ekonomi tertentu, terutama sektor komoditas seperti minyak, gas, dan batu bara. Hal ini dapat berdampak negatif pada perekonomian Indonesia jika terjadi fluktuasi harga atau permintaan dari pasar global.

6. Infrastruktur yang masih kurang: Infrastruktur yang kurang memadai masih menjadi kendala bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini terutama terjadi di daerah-daerah yang kurang berkembang dan sulit dijangkau.

7. Kualitas sumber daya manusia: Kualitas sumber daya manusia di Indonesia masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal pendidikan dan pelatihan agar mampu bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain.

8. Rendahnya investasi: Investasi di Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti birokrasi yang rumit, infrastruktur yang kurang, serta regulasi yang belum cukup mendukung.

9. Korupsi: Korupsi masih menjadi permasalahan serius di Indonesia yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Korupsi dapat mengakibatkan penggunaan anggaran yang tidak efisien, serta dapat mempengaruhi kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia.

10. Rendahnya daya saing: Daya saing Indonesia masih perlu ditingkatkan, terutama dalam hal kualitas infrastruktur, birokrasi yang efektif, serta sumber daya manusia yang berkualitas.

11. Kesenjangan antar wilayah: Kesenjangan antar wilayah di Indonesia masih cukup besar. Beberapa daerah masih tertinggal dalam hal pembangunan dan akses terhadap sumber daya ekonomi.

12. Perubahan iklim: Perubahan iklim dapat berdampak negatif pada perekonomian Indonesia, terutama pada sektor pertanian dan perikanan yang masih menjadi andalan sebagian besar penduduk Indonesia.

Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan ekonomi makro di Indonesia, diperlukan langkah-langkah yang terintegrasi dan berkelanjutan, seperti reformasi struktural, investasi dalam infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, serta perbaikan regulasi dan kebijakan ekonomi yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Kebijakan Ekonomi Makro

Kebijakan ekonomi makro adalah kebijakan yang digunakan oleh pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan. Kebijakan ini melibatkan tindakan yang diambil oleh pemerintah untuk mempengaruhi beberapa aspek ekonomi, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, dan nilai tukar.

Beberapa jenis kebijakan ekonomi makro yang umum digunakan oleh pemerintah meliputi:

1. Kebijakan fiskal: Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang mengatur pengeluaran dan pendapatan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian. Kebijakan fiskal dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan pajak atau menaikkan atau menurunkan pengeluaran pemerintah. Ketika pemerintah menurunkan pajak atau menaikkan pengeluaran, hal ini dapat merangsang konsumsi dan investasi, yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Namun, kebijakan fiskal yang terlalu ekspansif juga dapat memicu inflasi dan mengakibatkan kenaikan defisit anggaran.

2. Kebijakan moneter: Kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengatur pasokan uang di dalam perekonomian. Kebijakan ini dapat dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga atau memperluas atau mengetatkan kebijakan kredit. Ketika pemerintah menaikkan suku bunga, hal ini dapat mengurangi pengeluaran konsumen dan investasi, yang dapat membantu menstabilkan inflasi. Namun, kebijakan moneter yang terlalu ketat juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

3. Kebijakan perdagangan: Kebijakan perdagangan adalah kebijakan yang mengatur perdagangan internasional. Kebijakan ini dapat dilakukan dengan memberlakukan tarif atau kuota impor atau dengan memperluas atau mengekang perdagangan bebas. Ketika pemerintah memberlakukan tarif atau kuota impor, hal ini dapat melindungi industri dalam negeri dari persaingan asing. Namun, kebijakan proteksionis ini juga dapat memicu pembalasan dari negara-negara lain dan mengurangi kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

4. Kebijakan ketenagakerjaan: Kebijakan ketenagakerjaan adalah kebijakan yang mengatur pasar tenaga kerja. Kebijakan ini dapat dilakukan dengan memberikan insentif bagi perusahaan untuk merekrut lebih banyak pekerja atau memberikan pelatihan keterampilan bagi pekerja yang tidak memiliki keterampilan yang diperlukan. Ketika pemerintah memberikan insentif untuk merekrut lebih banyak pekerja, hal ini dapat membantu mengurangi pengangguran. Namun, kebijakan ketenagakerjaan yang terlalu restriktif juga dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan biaya tenaga kerja.

Semua kebijakan ini dapat digunakan untuk mencapai tujuan ekonomi tertentu, seperti mengurangi inflasi, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, atau mengurangi pengangguran. Namun, kebijakan ekonomi makro juga dapat memiliki dampak sampingan yang tidak diinginkan, seperti meningkatkan defisit anggaran atau mengurangi daya saing industri dalam negeri.

Ruang Lingkup Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro

Mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro merupakan salah satu mata kuliah dasar dalam studi Ekonomi yang membahas tentang perekonomian secara keseluruhan atau secara agregat. Berikut ini adalah ruang lingkup dari mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro:
1. Pengenalan tentang Perekonomian Makro
- Konsep-konsep dasar perekonomian makro, seperti GDP, Inflasi, dan Pengangguran.
2. Konsep Perilaku Agregat
- Konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah.
3. Model Perekonomian Makro
- Model pendapatan nasional, agregat demand, dan agregat supply.
4. Pengaruh Kebijakan Pemerintah terhadap Perekonomian Makro
- Kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan perdagangan.
5. Perekonomian Global
- Perdagangan internasional, pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan internasional.
6. Krisis Ekonomi
- Konsep krisis ekonomi, faktor-faktor penyebab, dan upaya mitigasi.
Dalam ruang lingkup mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro, mahasiswa akan belajar mengenai konsep-konsep dasar dan model-model perekonomian makro, serta mempelajari pengaruh kebijakan pemerintah terhadap perekonomian makro. Mahasiswa juga akan mempelajari tentang perekonomian global dan bagaimana krisis ekonomi dapat terjadi serta upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.

Perekonomian makro merupakan studi mengenai perekonomian secara keseluruhan atau secara agregat. Dalam perekonomian makro, kita mempelajari tentang berbagai aspek penting dalam perekonomian seperti output, pendapatan, inflasi, pengangguran, dan perdagangan internasional. Perekonomian makro berbeda dengan perekonomian mikro yang lebih fokus pada perilaku individu dan bisnis dalam mengalokasikan sumber daya.
Beberapa konsep penting dalam perekonomian makro yang perlu dipahami, antara lain:
1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP): adalah nilai pasar dari semua barang dan jasa yang diproduksi oleh sebuah negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam satu tahun.
2. Inflasi: adalah kenaikan harga-harga barang dan jasa secara umum dalam perekonomian. Inflasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti permintaan yang tinggi atau pasokan yang rendah.
3. Pengangguran: merupakan kondisi dimana orang-orang yang mencari pekerjaan tidak dapat menemukan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi atau keinginan mereka.
4. Kebijakan Fiskal: merupakan kebijakan pemerintah dalam mengatur pengeluaran dan penerimaan negara, seperti pajak dan pengeluaran pemerintah, untuk mempengaruhi perekonomian.
5. Kebijakan Moneter: adalah kebijakan pemerintah dalam mengatur jumlah uang yang beredar di perekonomian melalui pengaturan suku bunga dan cadangan bank.
Dalam memahami perekonomian makro, kita dapat menggunakan berbagai model dan teori ekonomi untuk menjelaskan hubungan antara berbagai variabel ekonomi, serta memprediksi dampak dari kebijakan ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan.

Model Perekonomian Makro merupakan suatu kerangka teoritis untuk menjelaskan bagaimana berbagai variabel ekonomi saling terkait dalam sebuah perekonomian. Ada beberapa model perekonomian makro yang sering digunakan, antara lain:
1. Model Pendapatan Nasional
Model ini menjelaskan bagaimana pengeluaran nasional menghasilkan pendapatan nasional dan produk domestik bruto. Model pendapatan nasional sering digunakan untuk memprediksi dampak dari perubahan kebijakan fiskal terhadap perekonomian.
2. Model Agregat Demand
Model ini menjelaskan bagaimana permintaan agregat dari konsumen, bisnis, pemerintah, dan perdagangan internasional mempengaruhi tingkat produksi dan harga di perekonomian.
3. Model Agregat Supply
Model ini menjelaskan bagaimana jumlah produksi dalam perekonomian dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti teknologi, tenaga kerja, dan modal.
4. Model Keynesian
Model ini berfokus pada kebijakan fiskal dan moneter untuk mengatur tingkat pengangguran dan inflasi dalam perekonomian.
5. Model Moneter
Model ini fokus pada kebijakan moneter untuk mengatur ketersediaan uang di perekonomian dan mempengaruhi suku bunga.
6. Model Open Economy
Model ini memperhitungkan perdagangan internasional dan mengakomodasi pengaruh dari kebijakan internasional pada perekonomian.
Setiap model perekonomian makro memiliki kelebihan dan kekurangan dalam menjelaskan perekonomian. Oleh karena itu, seringkali para ekonom menggunakan gabungan beberapa model untuk mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang perekonomian.

Ekonomi Makro: Pengertian, Tujuan, Ruang Lingkup, Kebijakan & Penerapannya di Indonesia


Pengertian Ekonomi Makro – Ekonomi merupakan salah satu ilmu yang telah berkembang sejak zaman peradaban kuno dulu. Dari mulai bentuk yang paling sederhana, ilmu ekonomi berkembang menjadi lebih kompleks dan terstruktur seperti saat ini.

Membahas ilmu ekonomi memang tak akan cukup waktu kita. Hal tersebut karena ilmu ini memiliki cakupan yang sangat luas dan perkembangannya cukup cepat. Salah satu jenis studi pada dunia perekonomian yang populer diperbincangkan adalah Ekonomi Makro. 

A. Pengertian Ilmu Ekonomi

Sebelum membahas tentang Ekonomi Makro kita perlu menyamakan persepsi terlebih dahulu mengenai apa itu ilmu ekonomi. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki dua definisi terkait hal ini. Definisi pertama, ilmu ekonomi adalah ilmu tentang produksi, distribusi, dan konsumsi barang, serta berbagai masalah yang bersangkutan dengan itu, seperti tenaga kerja, pembiayaan, dan keuangan.

Sementara definisi kedua dari ilmu ekonomi dalam KBBI adalah ilmu pengetahuan tentang kegiatan sosial manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup yang diperoleh dari lingkungannya. Segala hal mengenai ilmu ekonomi dapat Grameds pelajari pada buku Pengantar Ilmu Ekonomi di bawah ini.

B. Cabang Ilmu Ekonomi: Ekonomi Mikro dan Makro

Dua cabang utama dari ilmu ekonomi adalah Ekonomi Makro (Makroekonomi) dan Ekonomi Mikro (Mikroekonomi). Seperti tercermin pada namanya, kedua teori ekonomi ini pun bertentangan kontennya. Secara singkat, Ekonomi Makro memfokuskan studinya pada ekonomi secara menyeluruh dan total. Sementara Ekonomi Mikro merupakan studi yang menyoal unit ekonomi secara perorangan.

Diferensiasi antara kedua teori ekonomi tersebut juga berdasarkan pada bagaimana para pakar ekonomi menekankan tema pembahasannya. Penekanan para penganut Teori Ekonomi Makro adalah pada perilaku agen-agen ekonomi secara keseluruhan (agregat). Buku Teori Ekonomi Makro oleh Telisa Aulia Falianty akan menjadi pilihan yang tepat bagi Grameds untuk mempelajari lebih dalam mengenai teori ekonomi makro.

Sementara itu mereka yang menganut Teori Ekonomi Mikro memberikan penekanan analisanya pada perilaku perorangan atau individu. Contohnya, bagaimana perilaku perusahaan selaku produsen, juga konsumen dan tenaga kerja dalam konteks yang terbatas (industri) seperti yang dijelaskan pada buku Teori Ekonomi Mikro Edisi 3 oleh Muh Abdul Halim.

Perbedaan lainnya dari kedua teori ekonomi ini adalah asumsi-asumsi yang digunakan. Teori Ekonomi Mikro—yang sering juga disebut sebagai Teori Ekonomi Klasik—berasumsi bahwa struktur pasar adalah bentuk persaingan yang sempurna, informasinya pun sempurna dan simetris, ada kesamaan (homogen) dalam input dan output­-nya, serta para pelaku ekonominya rasional dan bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan.

Teori ini juga menyampaikan asumsi bahwa penyesuaian melalui mekanisme pasar seketika dapat tercapai, serta uang hanya memiliki fungsi sebagai alat transaksi saja. Dengan demikian, menurut para penganut Teori Ekonomi Klasik ini masalah ekonomi hanya pada sisi penawarannya saja. Adam Smith adalah tokoh ekonomi yang populer sebagai motor Teori Ekonomi Mikro ini.

Momentum Great Depression yang terjadi pada periode 1929—1933 menjadi tonggak bangkitnya Teori Ekonomi Makro. Teori ini lahir sebagai kritik atas Teori Ekonomi Klasik ala Smith. Teori Ekonomi Makro ini dipelopori oleh John Maynard Keynes, karena itu pengikut teori ini kemudian disebut dengan Keynesian.

Berkebalikan dengan asumsi para pengusung Teori Ekonomi Mikro, kaum Keynesian beranggapan bahwa struktur pasar memiliki kecenderungan yang monopolistik dengan informasi asimetris dan tak sempurna. Input dan outputyang dijadikan pertukaran juga beragam (heterogen). Keynesian juga berasumsi bahwa uang tidak hanya dianggap sebagai alat transaksi saja.

Namun, uang juga dapat dimanfaatkan sebagai alat penyimpan nilai. Dengan demikian, uang sangat mungkin digunakan untuk mendapatkan keuntungan melalui tindakan yang spekulatif. Dari serangkaian asumsi di atas, mereka yang sepakat pada Ekonomi Makro berpandangan bahwa peran pemerintah sangatlah dibutuhkan dalam pengelolaan perekonomian melalui kebijakan moneter dan fiskal.

C. Pengertian Ekonomi Makro

Rekomendasi Buku Teori Ekonomi MakroLalu sebenarnya, apa itu Ekonomi Makro? Sesuai dengan namanya, Ekonomi Makro mempelajari ekonomi secara keseluruhan. Studi ekonomi ini khusus belajar tentang ekonomi dalam skala besar dan menyeluruh.

Karena itulah, Ekonomi Makro sering dipakai sebagai instrumen untuk melakukan analisa dan merancang serangkaian target kebijakan yang berkaitan dengan inflasi, tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, dan keseimbangan neraca pembayaran yang berkelanjutan.

Studi ekonomi ini juga dapat digunakan untuk melakukan analisa terhadap produsen secara menyeluruh. Konsumen pun tak ketinggalan, ilmu Ekonomi Makro menganalisa mereka dalam konteks bagaimana mengalokasikan pendapatan untuk membeli produk barang dan menggunakan jasa. Untuk mempelajari ekonomi makro, Grameds dapat memulainya melalui buku Ilmu Ekonomi Makro : Suatu Pengantar oleh Karhi Nisjar yang menjelaskan dasar-dasar penting dari ilmu tersebut.

D. Tujuan Ekonomi Makro

Tujuan Ekonomi Makro ada beberapa macam dan berpengaruh terhadap perekonomian suatu negara. Setiap tujuan tersebut ditujukan untuk memecahkan persoalan yang muncul di suatu negara. Berikut adalah beberapa tujuan dari penerapan kebijakan Ekonomi Makro:

1. Menciptakan Lapangan Pekerjaan

Kebijakan yang dihasilkan dalam Ekonomi Makro bertujuan untuk mengatur penciptaan lapangan kerja. Dengan demikian, negara mampu meminimalisir pengangguran. Hal ini karena tingginya angka pengangguran akan membawa dampak buruk bagi sebuah negara. Tingginya tingkat pengangguran pada akhirnya hanya akan menjadi beban bagi perekonomian negara tersebut.

2. Membuat Produksi dalam Negeri yang Tinggi

Banyak atau sedikitnya kapasitas produksi di suatu negara sangat tergantung pada tinggi rendahnya jumlah investasi yang masuk ke negara tersebut. Sementara investasi tergantung dari tingkat tabungan dalam negeri.

Lalu, tabungan dalam negeri tergantung dengan penghasilan masyarakat dan tingkat suku bunga. Karenanya, guna meningkatkan kemampuan produksi di suatu negara dapat dilakukan dengan meningkatkan penghasilan masyarakat. Caranya? Produktivitas masyarakat ditingkatkan.

3. Membuat Kondisi Ekonomi yang Stabil

Stabilitas ekonomi pada suatu negara meliputi kestabilan harga barang, lapangan pekerjaan, serta tingkat pendapatan masyarakat. Penerapan kebijakan Ekonomi Makro bertujuan untuk menstabilkan harga barang dan lapangan pekerjaan. Pada akhirnya kondisi ini akan memberikan dampak yang baik bagi suatu negara.

4. Membuat Neraca Pembayaran Seimbang

Sudah menjadi keniscayaan bahwa setiap negara pastilah melakukan transaksi perdagangan dengan negara lain. Praktik ini juga pada akhirnya bisa membawa pengaruh terhadap kondisi ekonomi negara tersebut, makanya neraca pembayaran harus seimbang. Beberapa komponen neraca pembayaran yang penting untuk diketahui adalah lalu lintas moneter, transaksi berjalan, serta neraca perdagangan.

5. Membuat Pendapatan Penduduk yang Merata

Pembagian pendapatan penduduk secara merata dapat terjadi dengan pemerataan hasil olahan sumber daya alam dan manusia. Meratanya pembagian pendapatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan tingkat konsumsi atau daya beli masyarakat. Dengan demikian, kehidupan yang seimbang dan damai tanpa kerusuhan pun dapat terwujud.

E. Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Rekomendasi Buku Teori Ekonomi MakroPenerapan kebijakan Ekonomi Makro memiliki tiga ruang lingkup utama. Berikut adalah penjelasannya:

1. Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian Negara

Kemampuan suatu negara dalam memproduksi barang dan jasa dijelaskan dalam Ekonomi Makro. Dengan demikian ruang lingkup ini pun memiliki sejumlah pos pengeluaran, yaitu:

Pengeluaran perusahaan (investasi)

Pengeluaran pemerintah

Ekspor dan impor

Pengeluaran rumah tangga untuk konsumsi

2. Kebijakan Pemerintah

Persoalan inflasi dan pengangguran memang tak terlepas dari perekonomian suatu negara. Pemerintah pun telah melakukan berbagai upaya untuk menanggulanginya, baik melalui instrumen kebijakan fiskal maupun moneter. Kebijakan fiskal adalah seperangkat langkah yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengubah jumlah dan struktur pajak.

Tujuannya adalah untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi negara dan masyarakat. Sementara kebijakan moneter merupakan seperangkat kebijakan yang dijalankan pemerintah untuk memberikan pengaruh terhadap seberapa banyak jumlah uang yang beredar di tengah masyarakat dalam koridor perekonomian.

3. Pengeluaran Agregat

Pengeluaran agregat berarti pengeluaran yang menyeluruh. Jika pengeluaran ini tidak dapat mencapai tingkat ideal, akibatnya adalah terjadinya masalah pada perekonomian. Terwujudnya kesempatan kerja mampu mengawasi laju inflasi. Karena itu, idealnya pengeluaran agregat mampu berada pada tingkat yang dibutuhkan.

F. Kebijakan dalam Ekonomi Makro

Dalam mempelajari kebijakan dalam ekonomi makro seperti kebijakan fiskal dan juga moneter.

Studi Ekonomi Makro menyoal hal-hal yang berkaitan dengan inflasi dan deflasi, tingkat pengangguran, dan tersedianya lapangan kerja. Dalam praktiknya, Ekonomi Makro mempunyai beberapa kebijakan sebagai berikut:

1. Kebijakan Fiskal

Pemasukan dan pengeluaran suatu negara adalah hal yang diatur dalam kebijakan ini. Pemasukan atau penghasilan negara bisa didapatkan dari pajak yang dibayarkan oleh setiap warga negara. Selain itu, pundi pendapatan negara lainnya adalah berasal dari non pajak, seperti, lelang, denda, pemberian negara lain, dan gratifikasi.

2. Kebijakan Moneter

Kebijakan ini menjadi pembeda antara Ekonomi Makro dan Mikro. Kebijakan moneter berfungsi untuk mengukur seberapa banyak dana yang telah dikeluarkan oleh bank sentral pada suatu negara. Makin banyak perputaran uang yang terjadi maka akan berpengaruh terhadap tingkat inflasi.

Pada akhirnya hal itu akan meningkatkan harga suatu produk. Sebaliknya apabila perputaran uang sedikit maka harga suatu produk lebih murah. Inilah yang disebut dengan deflasi. Kebijakan moneter mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat, yaitu untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Seperti itulah manfaat belajar ilmu ekonomi, yaitu agar dapat mengerti penerapannya dalam aktivitas kita sehari-hari.

3. Kebijakan Segi Penawaran

Fungsi dari kebijakan ini adalah untuk menyeimbangkan neraca keuangan di suatu perusahaan atau negara. Adalah wajar jika saat ini rata-rata perusahaan membutuhkan ahli dalam ilmu ekonomi. Dengan ilmu itu harapannya semua proses pengelolaan keuangan terutama yang memiliki kaitan dengan produksi dapat dikurangi seminimal mungkin.

Selain itu kualitas produk juga terus dapat diseimbangkan. Dengan demikian produk yang dihasilkan pun akan lebih berkualitas. Dalam konteks Indonesia, Ekonomi Makro menjadi sistem untuk menganalisa perubahan ekonomi di tanah air yang berpotensi memberikan pengaruh terhadap perusahaan, masyarakat, dan pasar.

Dari Ekonomi Makro kita juga bisa mendapatkan penjelasan tentang terjadinya perubahan kondisi ekonomi di Indonesia, demi mendapatkan hasil analisa terbaik.

G. Tujuan Ekonomi Makro

Indonesia juga memiliki tujuan tersendiri dalam penerapan kebijakan Ekonomi Makro di dalam negeri. Menurut Kementerian Keuangan, tujuan Ekonomi Makro di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Menambah pendapatan nasional

Dengan mengetahui berapa jumlah pendapatan nasional Indonesia maka dapat mengukur pertumbuhan ekonomi dengan lebih jelas. Kebijakan ekonomi yang diambil pun bisa lebih efektif dan efisien.

2. Menambah kapasitas produksi

Bertambahnya kemampuan produksi nasional akan mampu meningkatkan pembangunan ekonomi Indonesia. Cara untuk menambah kapasitas produksi tersebut salah satunya adalah dengan memperbaiki situasi untuk investasi. Dengan demikian, investasi yang masuk dapat memengaruhi produktivitas nasional.

3. Membuka lapangan kerja

Adanya peluang kerja karena meningkatnya produktivitas nasional pada gilirannya akan mampu meningkatkan kapasitas produksi. Di sinilah peran kebijakan Ekonomi Makro di Indonesia, yaitu untuk menarik para investor agar mau menanamkan modalnya. Dengan demikian, lapangan kerja baru pun tercipta.

4. Mengendalikan inflasi

Salah satu penyebab inflasi adalah karena terlalu besarnya permintaan terhadap sebuah komoditas. Akibatnya adalah harga komoditas tersebut melambung tinggi. Melalui Ekonomi Makro, Indonesia mampu melakukan kebijakan cash ratio, politik pasar terbuka, dan politik diskonto. Tujuannya satu, menghentikan laju inflasi di dalam negeri.

5. Mewujudkan kestabilan ekonomi

banner-promo-gramedia

Analisa Ekonomi Makro di Indonesia dapat dipergunakan untuk menjaga stabilitas ekonomi negara. Kondisi yang stabil ini penting. Mengapa? Agar para pelaku ekonomi di luar negeri dapat percaya kepada Indonesia sehingga nantinya mereka mau melakukan investasi di negeri ini.

Kestabilan ekonomi Indonesia baru dapat tercapai jika dua variabel Ekonomi Makro berjalan seimbang. Kedua variabel tersebut adalah neraca pembayaran dan tingkat permintaan persediaan barang.

6. Membuat neraca pembayaran luar negeri berada pada posisi seimbang

Analisa terhadap Ekonomi Makro Indonesia perlu dilakukan dengan tujuan untuk mengupayakan keseimbangan pada neraca pembayaran luar negeri. Neraca pembayaran sendiri berisi rangkuman berbagai transaksi, seperti, penjualan dan pembelian barang dan jasa, hibah dari luar negeri, serta transaksi keuangan antar penduduk di dalam dan luar negeri.

Neraca pembayaran luar negeri haruslah berada pada posisi seimbang untuk menghindari terjadinya defisit. Dalam mempelajari lebih dalam mengenai tujuan ekonomi makro, baik dari aspek individu hingga keseluruhan kegiatan dalam perekonomian, buku Ekonomi Mikro Suatu Pengantar merupakan pilihan yang tepat.

Permasalahan Ekonomi Makro di Indonesia

Ekonomi Makro juga memberikan pengaruh terhadap iklim bisnis Indonesia. Hal ini telah menjadi kepastian, karena kaidah yang berlaku adalah besarnya perubahan ekonomi dapat memberi pengaruh kepada masyarakat juga perusahaan dan pasarnya.

Ekonomi Makro juga memiliki kaitan yang erat dengan persoalan keuangan negara. Hal ini karena konsep ini mampu memberikan pengaruh terhadap stabilitas harga, pencapaian keseimbangan, tenaga kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Namun pada konteks bisnis di Indonesia, ada beberapa persoalan Ekonomi Makro yang sering muncul.

Pertama, adanya permasalahan pada perbankan dan kredit macet. Kedua, adanya krisis nilai tukar dalam negeri terhadap utang luar negeri Indonesia. Ketiga adalah persoalan tentang pengangguran dan kemiskinan. Terakhir, permasalahan Ekonomi Makro yang sering muncul pada konteks bisnis adalah menyoal pertumbuhan ekonomi itu sendiri.

Dalam rentang sejarah penegakan hukum di Indonesia, timbul banyak pertanyaan bagaimana kerugian nonhukum seperti aset yang terbengkalai menjadi mesin tua, ribuan karyawan yang di-PHK dan hal lainnya jika terjadi sebuah tindak pidana. Oleh sebab itu, buku Analisis Ekonomi Mikro Tentang Hukum Pidana Indonesia hadir untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Kesimpulan

Sebagai penutup ulasan ini kita perlu mengetahui apa pentingnya mengetahui dan mempelajari tentang Ekonomi Makro. Karena fokus studi dari cabang ekonomi ini adalah perekonomian secara menyeluruh, sehingga dengan mempelajarinya kita jadi bisa mengetahui aspek-aspek ekonomi yang bersifat makro baik di level negara maupun masyarakat sekitar kita.

Misalnya, kita jadi dapat memahami apa saja elemen yang digunakan oleh pemerintah untuk menetapkan berbagai kebijakan dalam perekonomian Indonesia. Dengan demikian kita bisa ikut menganalisa ke mana arah kebijakan tersebut dan bisa bersiap untuk menyesuaikan diri.

Kemudian, kita jadi bisa lebih menghargai produk-produk yang berasal dari sumber daya alam. Mengetahui peran strategis sumber daya alam terhadap perekonomian suatu negara—dalam koridor Ekonomi Makro—membuat kita bisa berhemat dalam menggunakan produk olahannya.

Berikutnya, dengan memahami studi Ekonomi Makro kita jadi tahu mengenai pasar bebas dan bagaimana kebijakan pemerintah terhadapnya. Dengan demikian kita bisa lebih waspada saat ikut berkecimpung dalam pasar yang melintas batas benua dan negara itu.

Terakhir, dengan belajar mengenai Ekonomi Makro kita jadi bisa lebih sadar terhadap fenomena masyarakat marginal dan kemiskinan. Dengan itu kita bisa ikut berperan aktif dalam mengentaskan masalah mereka dengan langkah-langkah yang strategis dan sistematis.

Demikianlah ulasan lengkap tentang Ekonomi Makro dan bagaimana penerapannya di Indonesia. Perlu diingat bahwa kuatnya perekonomian dalam negeri ditopang oleh berbagai jenis komoditas, baik yang berasal dari perindustrian, sumber daya alam, dan sebagainya. Terkelolanya dengan baik sumber daya dalam negeri akan memberikan peran signifikan pada pengembangan ekonomi kita.sumber : gramedia

Ekonomi Makro: Pengertian, Tujuan, Kebijakan

Apa itu Ekonomi Makro?

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), ekonomi adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan pemakaian barang atau harta, seperti keuangan, perdagangan, dan perindustrian.

Sedangkan apa itu makro merujuk pada jumlah atau ukuran yang besar. Maka dari itu, bisa disimpulkan bahwa makro ekonomi adalah bahasan ilmu ekonomi berskala besar.


Dengan kata lain, ekonomi makro adalah cabang ilmu ekonomi seputar ekonomi secara keseluruhan, termasuk kinerja, perilaku, hingga proses pengambilan keputusan. Ini juga masih berkaitan dengan penggunaan faktor produksi secara efisien agar tercipta kesejahteraan masyarakat yang maksimal.

Menurut bapak ekonomi dunia, Adam Smith, makro ekonomi adalah sebuah upaya untuk menganalisis suatu fenomena atau peristwa, biasanya guna mengetahui sebab akibat dari peristiwa tersebut.

Sementara itu, menurut Budiono penulis buku Ekonomi Makro, apa itu ekonomi makro merujuk pada cabang ilmu untuk mengetahui pertumbuhan perekonomian suatu negara serta pokok-pokok ekonominya dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Karena ekonomi makro adalah studi ekonomi secara menyeluruh dan dalam skala besar, sehingga ini sering dipakai sebagai instrumen analisis untuk merancang berbagai kebijakan terkait pertumbuhan ekonomi, tenaga kerja, inflasi, hingga keseimbangan neraca negara.

Bentuk Kebijakan Ekonomi Makro

Seperti yang disebutkan tadi, praktik ekonomi makro dipakai untuk membuat suatu kebijakan. Beberapa kebijakan dalam ekonomi makro adalah sebagai berikut.

Kebijakan moneter

Kebijakan pertama dari ekonomi makro adalah kebijakan moneter. Kebijakan ini juga menjadi pembeda antara ekonomi makro dan mikro. Dalam pelaksanaannya dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai bank sentral negara.

Kebijakan moneter mencakup tentang langkah-langkah pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat, mulai dari mempengaruhi penawaran atau peredaran uang di masyarakat hingga mengubah tingkat bunga pada periode tersebut.

Singkatnya, kebijakan moneter ditujukan untuk mengukur banyaknya dana yang dikeluarkan bank sentral di suatu negara. Sebab, perputaran uang dalam bank sentral berpengaruh pada tinggi rendahnya tingkat inflasi.

Oleh sebab itu, peran kebijakan moneter dalam ekonomi makro adalah untuk menjaga laju pertumbuhan ekonomi negara.

Kebijakan fiskal

Dalam mempengaruhi pengeluaran agregat atau jalannya perekonomian suatu negara, pemerintah menerapkan kebijakan fiskal melalui langkah-langkah untuk mengatur pemasukan dan pengeluaran negara.

Peran kebijakan fiskal dalam ekonomi makro adalah guna mempengaruhi pendapatan nasional, tingkat investasi nasional, distribusi pendapatan nasional, dan sebagainya.

Kebijakan segi penawaran

Kebijakan terakhir dalam ekonomi makro adalah kebijakan segi penawaran yang lebih menekankan pada keseimbangan neraca keuangan negara atau perusahaan.

Kebijakan segi penawaran juga digunakan dalam peningkatan efisiensi kegiatan produksi suatu usaha dan gairah untuk bekerja dengan cara mengurangi pajak pendapatan rumah tangga.

Umumnya, pemerintah melaksanakan kebijakan ini melalui pemberian insentif pada perusahaan-perusahaan yang terus berinovasi, menggunakan teknologi terbaru, dan melakukan pengembangan kualitas produknya.

Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Dalam penerapannya, ada tiga ruang lingkup utama ekonomi makro, di antaranya:

Kebijakan pemerintah

Dari ketiga kebijakan pemerintah yang telah disebutkan tadi merupakan bentuk upaya pemerintah dalam mengatasi permasalahan inflasi, pengangguran, atau persoalan ekonomi makro lainnya.

Menentukan perekonomian negara

Ruang lingkup kedua yang dijelaskan dalam ekonomi makro adalah kemampuan produksi produk ataupun jasa dari suatu negara. Rincian pembahasannya yaitu mulai dari pengeluaran pemerintah, pengeluaran perusahaan atau investasi, pengeluaran konsumsi rumah tangga, serta ekspor dan impor.

Pengeluaran agregat atau menyeluruh

Ruang lingkup terakhir yang dibahas dalam ekonomi makro adalah tingkat pengeluaran agregat atau secara menyeluruh. Jika tingkat pengeluaran agregat tidak ideal, maka akan muncul masalah perekonomian lainnya.

Tujuan Ekonomi Makro

Selain menciptakan perekonomian yang seimbang dan ideal, tentunya masih ada banyak tujuan lainnya. Beberapa tujuan dari kebijakan makro ekonomi adalah sebagai berikut.

Menciptakan pertumbuhan ekonomi

Tujuan pertama dari kebijakan ekonomi makro adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal tersebut akan meningkatkan pendapatan nasional secara otomatis. Sehingga kegiatan perekonomian pun akan meningkat dalam jangka panjang.

Meningkatkan pendapatan nasional

Tingginya pendapatan nasional menunjukkan adanya peningkatan pula dalam kegiatan produksi suatu negara. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada meningkatnya kesejahteraan dan pendapatan per kapita negara tersebut.

Menstabilkan keadaan perekonomian

Selanjutnya, tujuan ekonomi makro adalah untuk menstabilkan perekonomian negara. Dapat dikatakan stabil adalah ketika ekonomi suatu negara bisa mencapai keseimbangan pada neraca pembayaran dan permintaan persediaan barang.

Kestabilan ekonomi ini penting karena akan menjadi cerminan kondisi dan kemampuan ekonomi negara di mata pelaku ekonomi dari negara lainnya.

Meratakan distribusi pendapatan

Distribusi pendapatan yang merata bisa dikatakan sebagai impian semua negara, sebab ketika distribusi pendapatan ini merata, maka kemakmuran masyarakat juga akan tercapai.

Mengembangkan kapasitas produksi nasional

Dengan mengembangkan kapasitas produksi, negara juga akan mampu meningkatkan pertumbuhan serta pembangunan ekonominya.

Membuat neraca pembayaran seimbang

Tujuan selanjutnya dari analisis ekonomi makro adalah membuat neraca pembayaran luar negeri seimbang agar tidak terjadi defisit, serta meningkatkan devisa negara lewat peningkatan kegiatan ekspor.

Meningkatkan kesempatan kerja

Peningkatan produktivitas nasional tidak hanya berpengaruh pada kapasitas produksi, namun juga membuka peluang kesempatan kerja yang lebih tinggi.

Mengendalikan inflasi

Tujuan terakhir dari analisis ekonomi makro adalah sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi. Hal tersebut dilakukan dengan menekan harga yang berlaku seminimal mungkin lewat beberapa kebijakan, seperti cash ratio politik pasar terbuka, hingga politik diskonto.

Permasalahan Ekonomi Makro

Dilakukannya ekonomi makro ternyata juga membawa dampak pada iklim bisnis suatu negara dan sering dikaitkan erat dengan persoalan keuangan negara tersebut.

Ada juga beberapa persoalan ekonomi makro yang sering muncul. Pertama adalah permasalah perbankan dan kredit terkendala atau macet. Permasalahan kedua yaitu terjadinya krisis nilai tukar uang di dalam dan luar negeri. Terakhir, permasalahan pada konteks bisnis terkait pertumbuhan ekonomi.

Itulah pembahasan seputar apa itu ekonomi makro lengkap hingga penjelasan tentang bentuk kebijakan, ruang lingkup, tujuan, dan permasalahannya. Jika Sobat OCBC merupakan seorang pebisnis, memahami ekonomi makro akan sangat membantu dalam menyikapi setiap perkembangan situasi serta pengambilan keputusan pribadi maupun bisnis. sumber : ocbcnisp.com

Pembangunan Ekonomi Suatu Negara

Pembangunan ialah perkataan yang digunakan secara meluas dalam semua media massa di seluruh dunia dan merupakan konsep yang kerap kali disebut dan dibincangkan oleh semua lapisan masyarakat, sama ada di Timur maupun di Barat, terutama di kalangan ahli politik, wartawan, dan ahli sains sosial. Walaupun pembangunan satu perkataan yang sudah biasa didengar dan diperkatakan oleh banyak orang, tetapi pengertian konsep pembangunan begitu luas cakupannya.

Pengertian pembangunan perlu dihayati sebelum seseorang itu dapat memahami keseluruhan proses dan teori pembangunan. Usaha untuk memahami konsep pembangunan itu sendiri jauh lebih sukar daripada memahami proses dan teori pembangunan. Namun demikian, terdapat beberapa pengertian yang biasanya disinonimkan dengan konsep pembangunan, yaitu konsep pertumbahan ekonomi, modenisasi, industrialisasi, normatif/ atau hak keperluan asas, dan environmentalisme.

Pengertian konsep pembangunan yang paling mudah dan populer ialah kemakmuran ekonomi. Kemakmuran ekonomi dihubung kaitkan dengan taraf kehidupan yang lebih baik, terutamanya dari segi akumulasi modal dan kekayaan sebuah negara. Niagara yang kaya-raya dianggap sebagai negara yang makmur. Kemakmuran ekonomi sesebuah negara dinilai dari segi pertumbahan ekonomi yang dicapai oleh negara terbabit dari semasa ke semasa.

Jika kadar pertumbuhan ekonomi sesebuah negara itu meningkat dari setahun ke setahun, ini bermakna bahawa pembangunan adalah pesat di negara tersebut. Ringkasnya, pertumbuhan ekonomi adalah panting kepada pembangunan. Malah, pembangunan itu sendiri boleh diukur berdasarkan sejauh mana kadar pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh sesebuah negara dari semasa ke semasa.

Pengertian Pembangunan Ekonomi

Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara.

Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth); pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.

Yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik.

Pengertian Pembangunan Ekonomi Menurut Para Ahli

Supaya lebih jelas lagi mengenai pembangunan ekonomi ini maka kita dapat merujuk pada beberapa pendapat para ahli, diantaranya :

1. Menurut Sadono Sukirno (1996)

Pengertian pembangunan ekonomi ini adalah suatu upaya dalam meningkatkan pendapatan perkapita pada jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial itu dengan menjadikannya sebagai ekonomi real di dalam melakukan penggunaan teknologi, penanaman modal, penambahan pengetahuan,  dan lain-lain.

2. Menurut Adam Smith

Economic development ini merupakan suatu proses perpaduan atau juga kombinasi dengan pertumbuhan penduduk (pendapatan perkapita) setelah itu kemajuan teknologi.

3. Menurut Prof. Meier

pertumbuhan ekonomi ini merupakan suatu proses pada kenaikan pendapatan riil perkapita dengan jangka waktu panjang.

4. Menurut Schumpeter (Suryana, 2000:5)

Economic development ini merupakan suatu perubahan pada lapangan industri serta juga perdagangan yang mempunyai hubungan dengan pendapatan perkapita serta pendapatan nasional.

5. Menurut Irawan (2002: 5)

Economic development ini merupakan suatu usaha yang dilakukan di dalam meningkatkan taraf hidup pada suatu negara yang diukur demgam melalui tinggi rendahnya pendapatan riil perkapita.

Elemen Penting dalam Pembangunan Ekonomi

Selanjutnya pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. Di sini terdapat tiga elemen penting yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi.

Pembangunan sebagai suatu proses

Pembangunan sebagai suatu proses, artinya bahwapembangunan merupakan suatu tahap yang harus dijalani olehsetiap masyarakat atau bangsa. Sebagai contoh, manusia mulai lahir, tidak langsung menjadi dewasa, tetapi untuk menjadi dewasa harus melalui tahapan-tahapan pertumbuhan. Demikian pula, setiap bangsa harus menjalani tahap-tahap perkembangan untuk menuju kondisi yang adil, makmur, dan sejahtera.

Pembangunan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita

Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan pendapatan perkapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk berpartisipasiaktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.

Peningkatan pendapatan perkapita harus berlangsung dalam jangka panjang

Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang apabila pendapatan perkapita dalam jangka panjang cenderung meningkat. Hal ini tidak berarti bahwa pendapatan perkapita harus mengalami kenaikanterus menerus. Misalnya, suatu negara terjadi musibah bencana alam ataupunkekacauan politik, maka mengakibatkan perekonomian negara tersebut mengalami kemunduran. Namun, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

Komponen Pembangunan Ekonomi

Pembangunan di bidang ekonomi ini umumnya mempunyai tiga komponen yang harus terpenuhi. Tiga komponen itu diantarnya meliputi:

1. Pembangunan Bagian dari Suatu Proses

Pembangunan adalah bagian dari proses, yang berarti di dalam pembangunan ekonomi tersebut memerlukan tahapan-tahapan yang harus dijalani oleh suatu negara. Tahapan yang dimaksud bisa termasuk keadilan, kemakmuran serta juga kesejateraan penduduk suatu bangsa.

2. Pembangunan Berorientasi untuk Meningkatkan Pendapatan

Misi utama di dalam economic development ini ialah untuk meningkatkan pendapatan perkapita dengan tindakan aktif. Oleh sebab itu dibutuhkan kerjasama yang baik antara pemerintah, masyarakat serta juga elemen-elemen lainnya dalam negara untuk saling berpartisipasi dalam melakukan perbaikan ekonomi.

Hal tersebut penting sebagai suatu upaya dalam mencerminkan kesejahteraan masyarakat dengan melalui kenaikan pendapatan perkapita.

3. Peningkatan Pendapatan Jangka Panjang

Suatu negara itu dapatdikatakan sudah melalui proses dari peningkatan ekonomi itu apabila dalam kurun waktu tertentu pendapatan perkapitanya itu mengarah pada peningkatan atau dengan secara terus menerus mengalami peningkatan.

Pembangunan ekonomi itu seharusnya bisa atau dapat menunjukkan perubahan-perubahan signifikasi pada tiap-tiap tahunnya meskipun disaat tertentu mengalami kekacauan misalnya seperti akibat bencana alam. Yang terpenting ialah dapat menunjukkan bahwa tiap-tiap tahunnya terjadi peningkatan pendapatan perkapita.

Indikator Pembangunan Ekonomi

Tolak ukur dari economic development suatu negara itu dengan berdasarkan beberapa indikator yang harus terpenuhi supaya bisa digunakan yakni sebagai gambaran bahwa negara itu sedang melalui proses pembangunan ekonomi. Indikator tiu mencakup indikator ekonomi serta sosial.

Indikator ekonomi ini meliputi laju pertumbuhan ekonomi ialah sebagai proses adanya kenaikan output perkapita dalam kurun waktu lama sertaadanya suatu peningkatan produk nasional bruto perkapita.

Sedangan indikator sosialnya ini meliputi indeks dari pembangunan sumber daya manusianya (harapan hidup, pendidikan serta standar hidup layak) dan juga  indeks mutu hidup (angka kematian serta harapan hidup pada usia satu tahun).

Tujuan Pembangunan Ekonomi

Terdapat beberapa tujuan di dalam pembangunan ekonomi untuk mencapai suatu kesejahteraan pendapatan perkapita diantaranya sebagai berikut:

Meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat dalam pemerataan pendapatan.

Meningkatkan juga kesempatan kerja untuk menambah bidang-bidang kerja yang bisa membuat banyak tenaga kerja.

Memperbaiki juga kualitas pendidikan di dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

Meningkatkan juga pemahaman masyarakat untuk budaya nilai – nilai leluhur termasuk juga nilai sosial, agama serta kultur supaya tidak mudah dipengaruhi dengan budaya lain yang tidak sesuai dengannorma yang berlaku terhadap suatu negara.

Dapat menghindari inflasi.

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi

Ada beberapa faktor yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor nonekonomi.

Faktor ekonomi yang memengaruhi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.

Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat memengaruhi pertumbuhan industri suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki nilai lebih tinggi (disebut juga sebagai proses produksi).

Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan pasar potensial untuk memasarkan hasil-hasil produksi, sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.

Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

Faktor non-ekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, dan sistem yang berkembang dan berlaku.

Dampak Pembangunan Ekonomi

Dampak dari pembangunan ekonomi ini diantaranya sebagai berikut :

1. Dampak Positif Pembangunan Ekonomi

Menggunakan pembangunan ekonomi, pelaksanaan pada aktivitas/kegiatan perekonomian itu akan berjalan semakin maju serta bisa/dapat mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.

Melalui pembangunan ekonomi ini dimungkinkan bisa membuat lapangan pekerjaan yang sedang dibutuhkan para masyarakat, dengan begitu akan mengurangi angka pengangguran.

Terbentuknya juga lapangan pekerjaan disebabkan karna adanya pembangunan ekonomi secara langsung itu dapat memperbaiki tingkat pendapatan nasional.

Terbentuknya pembangunan ekonomi ini dimungkinkan terjadinya suautu perubahan pada struktur perekonomian dengan struktur ekonomi agraris itu menjadi struktur ekonomi industri, sehingga pada kegiatan atau aktivitas ekonomi yang dilakukan oleh negara itu juga akan semakin beragam serta dinamis.

Pembangunan ekonomi ini membuat peningkatan pada kualitas SDM sehingga hal tersebut memungkinkan ilmu pengetahuan serta teknologi juga semakin berkembang dengan cepat. Dengan hal tersebut akan manjadi peningkatan pada kesejahteraan masyarakat.

2. Dampak Negatif Pembangunan Ekonomi

Terbentuknya pembangunan ekonomi yang tidak direncanakan dengan baik itu dapat mengakibatkan suatu kerusakan pada lingkungan hidup.

Industrialisasi tersebut dapat mengakibatkan kekurangan lahan pertanian.

Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Berikut adalah perencanaan pembangunan ekonomi, antara lain:

1. Ciri-Ciri dari Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Usaha perluasan didalam kesempatan kerja.

Usaha dalam meningkatkan suatu pendapatan perkapita.

Usaha dalam mencapai perkembangan sosial ekonomi yang maju.

Usaha melakukan perubahan struktur ekonomi.

Usaha pemerataan pada pembangunan yakni sebagai distributive justice.

Usaha pembinaan lembaga ekonomi masyarakat diutamakan pada kegiatan atau aktivitas pembangunan.

2. Unsur-Unsur Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Kebijaksanaan pada strategi dasar untuk suatu rencana pembangunan.

Adanya kerangka rencana dalam makro.

Uraian pada kerangka kebijaksanaan yang lebih konsisten contohnya ialah seperti kebijaksanaan fiskal, moneter, pembangunan, harga serta juga kebijaksanaan yang lainnya.

Perkiraan sumberdaya di dalam pembangunan khusunya pada sumber-sumber pembiayaan pembangunan.

Perencanaan di dalam pembangunan ini merupakan suatu program investasi yang bisa/dapat dilakukan dengan secara sektoral. Penyusunan didalam program investasi sektoral ini dapat dilakukan bersama-sama dengan menggunakan penyusunan rencana sasaran.

3. Tujuan Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Memberikan kesempatan di dalam mengadakan pilihan terbaik.

Memperbaiki pemakaian sumberdaya publik yang sudah tersedia.

Mengarahkan suatu aktiviats/kegiatan pencapain tujuan didalam pembangunan.

Digunakan yakni sebagai alat mengukur atau standar dalam pengawasan.

Memperbaiki kapasitas sektor swasta dalam menghasilkan nilai sumber daya swasta itu secara lebih bertanggung jawab guna kepentingan pada pembangunan masyarakat dengan secara keseluruhan.

Adanya perkiraan potensi, prospek perkembangan, hambatan serta juga resiko untuk dimasa yang akan datang.

Dilakukan penyusunan skala prioritas dari segi pentingnya tujuan.

Masalah Pembangunan Ekonomi di Negara Berkembang

Perbandingan pendapatan perkapita diantara berbagai negara telah menunujukan bahwa terdapat perbedaan yang besar dalam taraf kemakmuran negara maju dan negara berkembang. Sejak perang dunia kedua telsh timbul kesadaran tentang pentingnya usaha mengembangkan negara negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang taraf kemakmurannya jauh lebih rendah dari negara maju. Sesuai dengan kesadaran ini, berbagai usaha telah dijalankan untuk mempercepat pembangunan di negara negara relatif miskin.

Beberapa negara yang dahulunya tergolong relatif miskin sekarang memang telah menjadi negara makmur dan tidak lama lagi akan tergolong sebagai negara yang berpendapatan tinggi. Di Asia, Malaysia, Taiwan , Korea Selatan dan Thailand digolongkan kepada negara seperti itu. Tetapi banyak negara berkembang lain masih menghadapi masalah masalah serius dan masalah tersebut menimbulkan hambatan untuk berkembang dengan cepat. India, Pakistan, Bangladesh dan termasuk Indonesia, misalnya masih memerlukan waktu yang lama untuk mencapai taraf negara yang berpendapatan tinggi.

Ahli ahli ekonomi telah banyak membuat analisis untuk mengetahui faktor faktor yang menjadi penghambat pentingnya kepada udaha mempercepat pembangunan dinegara negara tersebut. Kegiatan pertanian yang tradisional, kekurangan modal dan tenaga ahli, perkembangan penduduk yang pesat merupakan beberapa faktor penting yang menghalangi berbagai negara untuk berkembang lebih cepat.

Bentuk bentuk masalah tersebut diterangkan dalam uraian dibawah ini :

Pertanian tradisional

Kekurangan dana modal dan modal fisikal

Peranan tenaga terampil dan berpendidikan

Perkembangan penduduk pesat

Emasalah institusi, sosial, kebudayaan dan politik

Artikel ini sudah dimuan di Pendidikan 



Indikator Pembangunan Ekonomi Suatu negara

Indikator Pembangunan Ekonomi Suatu negara



Negara yang maju adalah negara yang memperhatikan pembangunan ekonominya. Menyinggung pembangunan ekonomi, negara yang dalam kondisi baik pasti memiliki perkembangan pembangunan ekonomi yang baik pula. Pembangunan ekonomi bukan hanya merupakan hal yang berkaitan dengan maju atau berkembangnya suatu negara, namun dengan pembangunan ekonomi kita akan mengetahui bagaimana keadaan negara dengan sistem yang digunakan oleh pemerintah.

Pembangunan ekonomi sendiri berkaitan dengan rata tidaknya kesejahteraan masyarakat yang berada pada negara tersebut. Bukan itu saja dengan adanya pembangunan ekonomi diharapkan dapat menaikkan taraf kehidupan dalam suatu negara, diantaranya mulai dari pendapatan, pendidikan , teknologi, kesempatan kerja,  dan lain sebagainya. Dalam hal ini kita dapat mengetahui tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dengan berkembangnya taraf hidup masyarakatnya dan berbagai hal yang disebutkan sebelumnya.

Dalam menentukan berhasil tidaknya suatu negara dalam pembangunan ekonomi maka kita memerlukan indicator. Indikator diperlukan sebagai acuan kita dalam menilai. Menilai dalam hal ini adalah menilai seberapa jauh suatu negara mencapai indikator yang  telah ditetapkan. Indikator berfungsi sebagai penjelasan tentang pola, gejala, dan pengaruh yang sedang terjadi, berfungsi untuk menentukan hingga taraf mana negara dianggap berhasil, dimulai dari mengukur, menganalisis hingga mengevaluasi sebuah perencanaan sampai pelaksanaan agar terbentuk suatu kebijakan. Karena keberhasilan suatu negara dapat dilihat apabila suatu negara mencapai indicator atau tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.

Untuk menentukan indikator keberhasilan sebuah pembangunan, maka diperlukan ruang lingkup yang jelas. Indikator pembangunan ekonomi dapat dijabarkan dalam 11 poin sebagai berikut:

1. Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Alasan urbanisasi sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi  adalah sesuatu yang sederhana dapat disimpulkan. Apabila di perkotaan banyak penduduk desa yang banyak melakukan urbanisasi menandakan bahwa di perkotaan, segala sesuatunya menjamin kesejahteraan dan kemakmuran, biasanya konsep ekonomi yang diterpakan adalah konsep ekonomi makro. Seperti banyaknya kesempatan kerja yang didukung dengan peralatan mesin-mesin canggih, dan kebutuhan akan pemesanan yang sangat banyak , menyebabkan perusahaan yang membutuhkan pekerja yang baru. Dengan banyaknya perusahaan yang membutuhkan pekerja maka semakin dapat menurunkan angaka pengangguran sehingga menurunkan pula tingkat kemiskinan.

2. Pendapatan Per kapita

Pendapatan per kapita berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, maka akan berpengaruh pula pada pembangunan ekonomi. Alasan pendapatan per kapita sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pendapatan per kapita yang semakin naik disebabkan oleh stabilitas perekonomian yang bagus pula. Berarti itu menandakan kesejahteraan masyarakat terjamin. Apabila dikaitkan dengan urbanisasi pada poin 1, maka dari perusahaan yang membutuhkan banyak tenaga kerja, akan menarik banyak tenaga kerja yang bekerja di perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dari perusahaan. Sehingga, pemasukan perusahaan naik, dan dapat meningkatkan pendapatan dari perusahaan, yang selanjutnya berimbas kepada pekerjanya. Apabila pekerja menaikkan kualitas kerjanya, akan menaikkan pula permintaan sehingga naik pula pendapatan per kapita.

3. Struktur Ekonomi

Pembangunan ekonomi berkaitan dengan struktur ekonomi. Alasan struktur ekonomi sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi  adalah dengan berkembangnya pembangunan ekonomi maka akan berkembang pula struktur ekonomi. Struktur disini diartikan sebagai suatu pola perubahan yang menuju ke peningkatan. Contohnya dahulu kita berada pada sector pertanian, kemudian seiring dengan bertumbuhnya ekonomi sektor pertanian digantikan dengan sector industry. Maka struktur ekonomi akan berubah seiring dengan bertumbuhnya ekonomi

4. Angka Tabungan

Angka tabungan ini berhubungan dengan strktur ekonomi. Alasan angka tabungan sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi adalah bermual adari perubahan struktur ekonomi. Perubahan yang dimaksud adalah ketika sector pertanian beralih ke sector perindustrian maka tingkat produktifitas akan meningkat dan output yang dihasilkan juga akan naik, maka tabungan adalah modal dalam sebuah perekonomian, semakin banyak angka tabungan yang dimilki dalam perubahan struktur ekonomi maka dapat disimpulkan bahwa perekonomian semakin berkembang.

5. Indeks Kualitas Hidup

Secara umum kita mengetahui bahwa indeks kualitas hidup dibagi menjadi tiga bagian, yaitu angka rata-rata harapan hidup. Angka kematian bayi dan angka melek huruf. Alasan indeks kualitas hidup  sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi adalah semakin baik indeks kualitas hidup maka semakin bagus pembanguanan ekonomi yang dilkasanakan. Pertama dari angka rata-rata harapan hidup, apabila negara dalam keadaaan pembanguan  ekonomi yang baik maka angka rata-rata harapan hidup semakin meningkat dilihat dari pemenuhan kebutuhan makanan kepada masyarakat merata, karena mereka dapat memnuhi kebutuhan hidup mereka sendiri sehingga tidak ada kata tentang kekurangan makanan., selain itu apabila sakit mereka terjangkau dalam pemenuhan kebutuhan obat-obatan ataupun akses kesehatan. Kedua adalah angka kematian bayi, pembnagunna ekonomi yang baik adalah ketika angka kematian bayi menurun. Hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya gizi, nutrisi, serta pelayanan kesehatan yang memadai mulai  ibu hamil hingga bayi yang dilahirkan. Dan yang ketiga adalah semakin baik suatu pembangunan ekonomi adalah ketika angka melek huruf semakin meningkat karena itu menandakan fasilitas untuk memefasilitasi warga yang melek huruf semakin banyak dan memudahkan merak untuk melakukan komunikasi yang baik dengan adanya melek huruf terseut, sehingga masyarakat dapat memahami perkembangan dari suatu negara.

6. Indeks Pembangunan Nasional

Alasan Indeks Pembangunan Nasional sebagai salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi adalah indeks inilah yang nantinya akan membandingkan indeks kualiitas hidup dari suatu negara. Dari adanya indeks pembangunan nasional ini kita nanti akan mengetahui perkembangan pembangunan ekonomi kita berada dimana. Nantinya dari indeks pembangunan nasional ini dapat menjadi tolak ukur sudah sampai mana negara kita sekarang.

7. Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu indicator pembangunan ekonomi karena kita bisa melihat suatu negara memilki pembangunanan ekonomi yang maju apabila tingkat pendidikan tinggi, yang dimaksud adalah dilihat dari angka melek huruf masyarakat disuatu negara, semakin banyak orang yang melek huruf dalam suatu negara menandakan bahwa pembangunan ekonominya bagus. Bukan hanya dilihat dari angka melek hurufnya saja namun juga dari tingkat partisipasi masyarakat akan pentingnya pendidikan.

8. Kesehatan

Kesehatan juga turut berpengaruh, semakin lengkap fasilitas kesehatan yang ada, semakin mudah akses kesahtan yang ada akan mengakibatkan angka harapan hidup yang tinggi termasuk pelayanan KB (keluarga berencana), sehingga kesehatan menjadi alasan dijadikan indicator keberhasilan.

9. Tempat tinggal

Indikator selanjutnya adalah temapat tinggal, temapat tingal yang dimaksud adalah tempat tinggal yang mendapat fasilitas air , sarana sanitasi dan listrik yang memadai, dan memiliki kualitas tempat tinggal yang layak huni, yang menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat.

10. Kriminalitas

Apabila suatu negara memiliki tingkat kesejahteraan yang tinggi, maka berkuranglah tingkat kriminalitas, karena masyarakat sudah meampu memenuhi kebutuhan mereka sendiri.

11. Akses Media

Yang terakhir adalah akses media yang sampai menuju tempat yang tak terjangkau menandakan bahwa tingkat pembangunan ekonomi yang baik.

Itulah beberapa indikator yang menjadi ukuran atau standart suatu pembangunan ekonomi sedang berlangsung. Semua indikator terpadu dalam sebuah siklus dimana semua saling mempengaruhi. Demikianlah penjelasan mengenai indikator-indikator pembangunan ekonomi.

Artikel ini sudah dimuat di Dosen Ekonomi

Ciri-ciri Pembangunan Ekonomi yang Umum

Ciri-ciri Pembangunan Ekonomi yang Umum




Pembangunan ekonomi bisa dipastikan terjadi di setiap negara. Tapi, tak semua negara bisa disebut berhasil dalam pembangunan ekonomi. Lantas, apa yang menjadi tolok ukur sebuah negara dikatakan telah berhasil dalam pembangunan ekonominya? Apakah dari banyaknya gedung-gedung pencakar langit? Hiruk-pikuk kendaraan di jalanan? 

Sebelum menjawab deretan pertanyaan di atas perlu dipahami bahwa pembangunan ekonomi berbeda dengan pertumbuhan ekonomi.

Menurut Sadono Sukirno (1996),  pengertian pembangunan ekonomi adalah suatu upaya dalam meningkatkan pendapatan per kapita saat mengolah kekuatan ekonomi potensial dengan menjadikannya sebagai ekonomi real di dalam melakukan penggunaan teknologi, penanaman modal, penambahan pengetahuan  dan lain-lain.

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional.

Sebuah negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan Gross National Product (GNP) riil di negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi inilah yang menjadi indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Perbedaan antara keduanya adalah keberhasilan pertumbuhan ekonomi lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan.

Di sisi lain, pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian, seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial, dan teknik.

Kembali ke beberapa pertanyaan di atas. Berikut adalah sejumlah ciri-ciri pembangunan ekonomi yang umum terjadi pada sebuah negara.

Kenaikan Pendapatan Per Kapita

Ciri-ciri pembangunan ekonomi yang pertama adalah pendapatan per kapita. Ini menjadi salah satu indikator keberhasilan pembangunan ekonomi adalah pendapatan per kapita yang semakin naik disebabkan oleh stabilitas perekonomian yang bagus pula.

Namun, peningkatan pendapatan per kapita ini harus berlangsung dalam jangka panjang. Di samping itu, hal ini tidak berarti bahwa pendapatan per kapita negara tersebut harus mengalami kenaikan terus-menerus.

Sebuah negara bisa saja mengalami bencana alam atau kekacauan politik yang mengakibatkan kemunduran perekonomian negara tersebut. Meski begitu, kondisi tersebut hanyalah bersifat sementara. Intinya, kegiatan ekonomi negara tersebut secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.

Pengendalian Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk yang terus bertambah pada sebuah negara belum tentu menandakan keberhasilan pembangunan ekonomi di negara tersebut. Jumlah penduduk yang besar berpotensi memunculkan berbagai permasalahan, seperti laju pertumbuhan ekonomi terhambat, meningkatnya angka pengangguran dan kriminalitas.

Alih-alih pertumbuhan jumlah penduduk, pengendalian jumlah penduduk lebih tepat menjadi ciri-ciri pembangunan ekonomi. Dalam buku Kependudukan: Teori, Fakta dan Masalah (2010) karya Achmad Faqih, pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran.

Di Indonesia, salah satu upaya Pemerintah untuk mengendalikan jumlah penduduk adalah melalui Program Keluarga Berencana (KB). Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang besar.

Setiap tahunnya jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2019, jumlah penduduk Indonesia mencapai 267 juta jiwa. Program KB dinilai cukup berhasil menekan tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia

Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) terus berkembang. Namun, perkembangan iptek tak akan berarti bila tidak disertai dengan penerapannya. Maka, pembangunan ekonomi dalam sebuah negara mau tak mau harus turut mengarah pada potensi penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi demi peningkatan kesejahteraan masyarakatnya.

Pembangunan ekonomi harus bisa memberikan solusi terhadap berbagai masalah dalam sebuah negara melalui penerapan ilmu pengetahuan. Bila sebelumnya pembangunan ekonomi sarat menggunakan tenaga kerja dan modal, maka sudah saatnya bertumpu pada penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai andalan penciptaan nilai tambah.

Indeks Kualitas Hidup

Indeks kualitas hidup dijadikan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi karena semakin baik indeks kualitas hidup, maka makin bagus pembangunan ekonomi yang dilaksanakan. Secara umum, indeks kualitas hidup dibagi menjadi tiga bagian. Ketiganya adalah angka rata-rata harapan hidup, angka kematian bayi, dan angka melek huruf.

Mari kita telaah ketiga bagian tersebut. Apabila pembangunan ekonomi di sebuah negara berlangsung baik, maka angka rata-rata harapan hidup semakin meningkat. Hal ini dilihat dari pemenuhan kebutuhan makanan kepada masyarakat yang merata.

Masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka sendiri sehingga nyaris tidak ada kekurangan makanan. Tak hanya makanan, akses terhadap berbagai fasilitas kesehatan juga cenderung mudah. Jika masyarakat sakit, mereka pun bisa memenuhi kebutuhan obat-obatan.

Bagian kedua, yakni angka kematian bayi. Jika pembangunan ekonomi berjalan baik, maka angka kematian bayi menurun. Hal ini dibuktikan dengan terpenuhinya gizi, nutrisi serta pelayanan kesehatan yang memadai mulai ibu hamil hingga bayi yang dilahirkan.

Berikutnya adalah semakin baik suatu pembangunan ekonomi, maka angka melek huruf semakin meningkat. Hal ini bisa dilihat dari makin banyaknya fasilitas yang menunjang tingkat melek huruf. Masyarakat juga mudah melakukan komunikasi yang baik dengan adanya melek huruf tersebut sehingga mereka dapat memahami perkembangan dari sebuah negara.

Perubahan Struktur

Pembangunan ekonomi juga bisa mengubah struktur. Perubahan struktural ini, misalnya, peralihan dari kegiatan pertanian menuju kegiatan non pertanian atau dari industri menuju jasa.

Perubahan juga bisa mencakup skala unit produktif, peralihan dari perusahaan perorangan menuju perusahaan hukum, atau berubahnya status kerja buruh yang menjadi tujuan ekonomi pembangunan.

Perubahan struktur ini bisa berimplikasi positif maupun negatif. Implikasi positif, contohnya, terbukanya lapangan kerja baru.

Sementara itu, dampak negatifnya meliputi lahan hijau yang berkurang akibat pembangunan infrastruktur yang berlebihan, timbulnya berbagai macam pencemaran lingkungan, dan lahan pertanian yang berkurang akibat adanya penggusuran.

Masalah-masalah sosial juga bisa muncul ke permukaan akibat perubahan struktur, seperti kepadatan penduduk akibat urbanisasi.

Artikel ini sudah dimuat di Ajaib Sekutitas