Porto Folio Saham

Portofolio saham adalah kumpulan investasi saham seseorang atau perusahaan. Berikut adalah beberapa cara untuk menunjukkan portofolio saham:

1. Daftar saham yang dimiliki: Ini adalah cara paling sederhana untuk menunjukkan portofolio saham. Anda dapat membuat daftar saham yang dimiliki, termasuk jumlah saham dan harga pembelian. Anda juga dapat menambahkan informasi lain seperti sektor industri, tanggal pembelian, dan nilai pasar saat ini.

2. Grafik kinerja portofolio: Anda dapat membuat grafik yang menunjukkan kinerja portofolio saham Anda dari waktu ke waktu. Grafik ini akan menunjukkan bagaimana portofolio saham Anda telah berkembang selama periode tertentu, serta perbandingan kinerjanya dengan indeks pasar yang relevan.

3. Analisis risiko: Anda dapat menunjukkan risiko portofolio saham Anda dengan menghitung ukuran seperti beta, volatilitas, atau deviasi standar. Informasi ini dapat memberi tahu investor tentang risiko portofolio mereka dan membantu mereka mengambil keputusan investasi yang tepat.

4. Rebalancing portofolio: Anda dapat menunjukkan bagaimana Anda melakukan rebalancing portofolio saham secara teratur untuk memastikan portofolio Anda tetap seimbang dan sesuai dengan tujuan investasi Anda.

5. Strategi investasi: Anda dapat menunjukkan strategi investasi Anda dengan memberikan deskripsi tentang jenis saham yang Anda pilih, analisis fundamental dan teknikal yang Anda lakukan sebelum membeli saham, dan bagaimana Anda mempertahankan portofolio Anda dari waktu ke waktu.

Ini adalah beberapa cara untuk menunjukkan portofolio saham. Setiap orang atau perusahaan dapat memilih metode yang sesuai untuk menunjukkan portofolio mereka sesuai dengan tujuan investasi mereka.

Dasar-Dasar Trading Saham

Dasar-Dasar Trading Saham


Berinvestasi pada pasar saham mungkin terlihat sedikit menakutkan bagi trader pemula, tetapi sebenarnya tidak semenakutkan yang terlihat. Trading saham adalah alternatif yang bagus untuk kelas aset trading lainnya, seperti Valas, misalnya.

Mari kita lihat dasar-dasar trading saham.

1) Apa yang dimaksud dengan saham?

Saham, yang juga dikenal sebagai sero, mewakili kepemilikan sebagian dari perusahaan. Saat Anda membeli saham perusahaan, Anda membeli sebagian kecil kepemilikan dari bisnis tersebut. Perusahaan menggunakan pembelian saham ini untuk meningkatkan modal bisnis mereka.

2) IPO

Perusahaan yang ingin go public untuk meningkatkan modal dan memacu pertumbuhan, akan menjalankan initial public offering (IPO), menggunakan penjamin emisi dan bursa. Investor lembaga dan perorangan dapat berpartisipasi dalam IPO. Setelah itu, perusahaan akan diperdagangkan pada bursa saham terkait dan investornya dapat membeli dan menjual sahamnya.

Perusahaan akan menggunakan modal yang terkumpul untuk mengembangkan bisnis. Saat IPO selesai, saham perusahaan akan diperdagangkan antara pembeli dan penjual eksternal. Saham yang diperdagangkan selama IPO disebut bursa trading ‘primer’. Saham yang diperdagangkan setelah IPO, oleh pembeli dan penjual eksternal, dikenal sebagai bursa trading ‘sekunder’.

3) Bursa saham

Saham dan sero dibeli dan dijual menggunakan bursa saham. Selama periode IPO, bursa saham bertindak sebagai perantara antara perusahaan yang mengeluarkan saham dan publik yang membelinya. Bursa Saham New York adalah yang terbesar di seluruh dunia.

Setelah periode IPO berakhir, trader dan investor akan melanjutkan pembelian dan penjualan saham perusahaan pada bursa, tetapi perusahaan tidak lagi mendapatkan keuntungan darinya.

4) Perintah

Bursa saham dahulunya adalah lokasi fisik tempat investor bertemu untuk membeli dan menjual saham, menggunakan lantai perdagangan di seluruh dunia, misalnya New York, London, atau Tokyo. Harga saham sering kali dinegosiasikan antara pembeli dan penjual dalam lelang langsung yang terbuka.

Dewasa ini, sebagian besar trading dilakukan secara online. Perintah beli dan jual dipasang melalui broker, yang kemudian, berinteraksi dengan bursa saham dan menjalankan perintah atas nama investor. Sebagian besar perintah trading diproses melalui sistem elektronik dan juga menggunakan algoritma untuk menentukan urutan perintah.

5) Simbol ticker

Saham didaftar menggunakan ‘simbol ticker’ atau ‘ticker’. Kode nama ini membuat proses penelitian dan komunikasi menjadi lebih mudah bagi semua pihak.

Misalnya, simbol ticker ‘MSFT’ mengacu pada Microsoft. Hal ini menghindarkan kerancuan, jadi saat Anda melihat kutipan harga dari MSFT atau artikel yang mengacu pada MSFT, Anda akan tahu bahwa keduanya mengacu pada aset yang sama: saham Microsoft.

6) Indeks

Pelaku pasar melacak indeks bursa saham terkenal, sebagai indikasi kinerja bursa secara keseluruhan. Tiga indeks paling populer adalah Dow Jones Industrial Average (disebut Dow), S&P 500 dan Nasdaq Composite.

Dow Jones adalah indeks yang melacak kinerja perusahaan Top 30 AS. S&P 500 mengikuti 500 perusahaan terbesar di AS berdasarkan kapitalisasi pasar. Nasdaq Composite mengevaluasi perusahaan yang terdaftar di bursa Nasdaq, jadi lebih ke arah industri teknologi tinggi.

7) Volume trading

Volume harian adalah gabungan volume seluruh trading yang dijalankan dalam sehari. Saham dengan volume harian yang tinggi disukai sebagian besar investor, karena fakta bahwa volume yang tinggi identik dengan likuiditas, jadi trader dapat membeli dan menjual saham dengan mudah. Saat volume saham rendah, investor mungkin tidak dapat membeli dan menjual saham mereka saat mereka inginkan.

8) Kapan harus membeli?

Investor membeli saham saat menurut mereka harganya akan naik seiring waktu. Banyak investor membeli beberapa saham, membangun portofolio, untuk dapat mengendalikan rasio risiko-tingkat pengembalian dengan lebih baik.

9) Dividen

Banyak perusahaan, khususnya yang telah stabil, membayarkan dividen kepada pemegang saham. Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan, yang dibayarkan secara rutin kepada investor. Penting untuk dicatat bahwa dividen tidak tergantung pada fluktuasi harga saham.

Sementara harga saham tergantung pada tekanan beli dan jual; dividen tergantung pada kinerja internal dalam mendapatkan keuntungan, serta kebijakan dividen. Perusahaan dapat memilih untuk menginvestasikan ulang seluruh keuntungan, dan tidak membagikan keuntungan sebagai dividen. 

10) Fluktuasi harga saham

Harga saham sering bergerak cepat karena berbagai alasan, seperti faktor politik dan ekonomi, perubahan sosial, bencana alam, liputan berita, ekspektasi investor, dan masih banyak lagi. Secara keseluruhan, fluktuasi harga saham berdasarkan bagaimana faktor ini berdampak pada penawaran dan permintaan saham. Jika penawaran melebihi permintaan, harga saham cenderung turun, karena itu saat permintaan melebihi penawaran, harga saham dapat diharapkan akan naik.

Saat melakukan trading saham, kesulitannya adalah menentukan kapan penawaran dan permintaan dalam bursa akan bergeser – dan hingga seberapa. Menentukan peluang nilai fundamental dalam bisnis tertentu hanya sebagian dari masalah. Mengantisipasi peristiwa eksternal dan pendapat investor juga merupakan komponen penting dalam menentukan peluang bursa saham.

Artikel ini telah dimuat di : iq-study.com/id/

Cara Trading Untuk Pemula

Cara Trading Untuk Pemula


Investasi saham tidaklah sesulit yang dibayangkan kebanyakan orang. Banyak sekali cara trading saham yang dapat dicoba para pemula, contohnya online trading lewat smartphone pribadi. Ditambah lagi, banyaknya informasi yang tersedia juga dapat mempersiapkan Anda selagi mempelajari pola dan kondisi pasar. Tidak ada kata terlambat untuk memulai trading saham.

Lantas, apa sajakah yang perlu Anda lakukan ketika dan sebelum memulainya? Simak informasi berikut ini agar tidak salah langkah ketika trading saham!

Tentukan Indeks Saham yang Tepat

Terdapat 22 jenis indeks saham yang tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI). Kenali jenis-jenis yang umum digunakan pemain saham. Sebagai contoh, Anda dapat memilih LQ45 atau IDX30 yang mana keduanya memiliki likuiditas tinggi serta didukung oleh kualitas perusahaan yang terpercaya. LQ45 ini sendiri merupakan indeks pasar saham di bursa efek Indonesia yang terdiri dari 45 perusahaan. Sedangkan IDX30 adalah 30 saham dengan likuiditas paling tinggi.

Pilihlah Sekuritas yang Sesuai

Ketika membeli saham, Anda akan menggunakan perantara perusahaan sekuritas atau broker saham yang mewajibkan biaya untuk setiap transaksi. Pilihlah sekuritas yang menawarkan persentase biaya lebih rendah, misalnya 0,20% dari jumlah pembelian saham. Ini agar keuntungan lebih optimal dan untuk memastikan cara trading saham Anda lebih sempurna.

Rencanakan Periode Trading Saham

Terdapat dua cara trading saham berdasarkan periodenya, jangka panjang dan pendek. Pada jangka pendek, risiko kerugian memang lebih besar, namun ada peluang profit bisa didapatkan lebih cepat.

Sebaliknya, ada peluang profit yang lebih besar bisa dapatkan bila trading saham dalam jangka panjang. Apabila saham tersebut memiliki reputasi dan fundamental serta kinerja yang baik 

Lakukan dengan Kesabaran

Segala cara trading saham tidak akan efektif apabila tidak disertai kesabaran. Sebagai pemula, Anda disarankan menggunakan modal yang kecil dan meningkatkan jumlahnya seiring bertambahnya pemahaman Anda.

Investasi saham semakin dikenal berbagai kalangan, termasuk anak muda jaman now. Selain transaksinya yang semakin mudah secara online, tak dapat dipungkiri potensi return yang tinggi menjadi daya tarik utamanya. Investasi saham bisa dibilang gampang-gampang susah. Agar semakin ahli dalam berinvestasi saham, Anda dapat mencoba 3 tips berikut ini!

Jangan Masukkan Semua Telur dalam Satu Keranjang

Meletakkan semua telur yang Anda miliki dalam satu keranjang bisa menyebabkan semuanya pecah jika keranjang terjatuh. Saat Anda berinvestasi, jangan masukkan seluruh modal Anda dalam satu investasi saja. Alokasikan dana Anda di beberapa investasi. Diversifikasi yang Anda lakukan akan melindungi Anda. Bayangkan jika investasi yang satu sedang turun, setidaknya Anda masih punya investasi lain yang positif. Sewaktu Anda butuh uang, Anda bisa mencairkan investasi yang memberikan imbal hasil positif lebih dulu.

Dengan diversifikasi, Anda dapat mengoptimalkan keuntungan dan meminimalisir resiko pasar. Diversifikasi sangat berguna untuk menjaga kestabilan aset Anda. Sebagai contoh, Anda dapat memilih tiga jenis saham blue chip di sektor yang berbeda, misalnya perbankan, konsumsi serta energi. Ketika sentimen suku bunga mempengaruhi pergerakan saham perbankan, Anda masih bisa bernafas lega karena saham konsumsi yang Anda miliki masih aman-aman saja.

Tanamkan Komitmen dalam Diri Anda

Ketahuilah bahwa berinvestasi saham tidak melulu soal kemahiran, tapi juga soal pentingnya menjaga semangat Anda agar tetap konsisten. Seperti halnya menanam benih, Anda perlu rajin menyiram secara rutin agar benihnya dapat tumbuh menjadi tunas, lalu menjadi tanaman yang berbuah. Proses pertumbuhan juga tidak terjadi dalam waktu semalam saja bukan? Semua ada prosesnya.

Anda harus sabar dan konsisten dalam mempelajari saham-saham yang dapat Anda pilih, kemudian membeli dan memantau pergerakannya. Tentukan dulu jangka waktu investasi Anda. Jika Anda pemula, sebaiknya berinvestasi jangka panjang pada saham-saham berkapitalisasi besar (big cap) yang kinerjanya sudah cukup stabil. Biasanya “buah” dihasilkan dari “benih” yang Anda tabur setelah beberapa tahun, dari hasil dividen yang dibagikan untuk pemegang saham serta capital gain yang Anda peroleh saat menjual saham Anda.

Jangan Beli Kucing dalam Karung

Investasi bukan spekulasi! Jangan tebak-tebak buah manggis. Seperti membangun bisnis, Anda wajib melakukan riset, apakah potensi bisnis yang ingin Anda pilih bagus di masa depan. Kinerja suatu perusahaan di masa depan biasanya tercermin dari pergerakan sahamnya. Semakin percaya diri investor akan suatu saham, harga sahamnya biasanya cenderung naik.

Jangan membeli saham hanya karena ikut-ikutan. Pelajari sepak terjang perusahaan dan kinerja keuangannya selama beberapa tahun terakhir. Jika pengelolaan perusahaannya bagus, likuiditas sahamnya juga terjaga, tidak perlu ragu untuk menginvestasikan jerih payah Anda dalam saham tersebut. Lebih baik membeli saham perusahaan yang sehat dengan nilai ekuitas lebih banyak daripada nilai utang. Anda pun akan semakin yakin untuk berinvestasi dan memetik hasilnya di masa yang akan datang.(https://www.mncsekuritas.id)

Begitu juga ketika menghadapi kerugian, hadapilah dengan pikiran jernih dan lakukan average down dengan membeli saham yang nilainya sedang turun. Bisa jadi Anda malah mengalami keuntungan ketika kondisi pasar telah stabil kembali.